Tangkal OPT, Petani Jember Rasakan Ampuhnya Agens Hayati

Jember, Mekraf.id – Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
merupakan salah satu penyebab utama yang dapat menurunkan produksi, bahkan
menyebabkan gagal panen. Pencegahan dan pengendalian mutlak dilakukan sejak
dini agar tidak terjadi ledakan. Salah satu cara yang dilakukan petani Jember
adalah menggunakan agens hayati.
Joni Wahyu, petani anggota Poktan Mandiri Desa Wonojati, Kecamatan
Jenggawah, kini bisa lebih tenang saat musim tanam padi. Pada musim tanam tahun
lalu dirinya terpaksa menanggung kerugian akibat tanaman padinya terserang hama
kresek.
“Lahan sawah saya yang biasanya endemis penyakit kresek saat musim penghujan
seperti ini, ternyata dengan aplikasi agens hayati sejak awal masa pertanaman
dapat mencegah munculnya penyakit tersebut dikala tanaman padi petani lain
banyak yang terserang kresek,” tutur Joni Wahyu.
Baca Juga :
Food Estate Mulai Panen di Lokasi Berbasis Hortikultura
Selain Joni, petani lainnya Saifullah (44) dari Poktan Maju Mapan Desa
Cangkring, juga merasakan hal yang sama. Apa yang membuat tanaman mereka bisa terhindar
dari hama kresek? Kedua petani ternyata memanfaatkan agens
hayati untuk menekan serangan hama. Hasil pengamatan menunjukkan
pertumbuhan tanaman lebih baik dari lainnya.
Bahkan dengan pemakaian pestisida hayati ini kedua petani tersebut justru
lebih terpacu dan bersemangat untuk bertanam menggunakan cara
organik. Hasil positif keberhasilan dua petani tersebut membuat petani
lainnya tergugah untuk ikut mencoba.
BPP Ajung, pada akhir November 2020 lalu melalui kegiatan Climate
Smart Agriculture (CSA) program Strategic Irrigation
Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) telah
memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada petani yang berasal dari Kecamatan
Ajung dan Jenggawah, menginisiasi inovasi pengendalian OPT dengan menggunakan
pestisida hayati/agens hayati.
BPP Ajung selaku pendamping dan didukung pembinaan dari Laboratorium TPHPTPH
Tanggul, Jember mengarahkan petani binaan mereka untuk menjadi PPAH (Pusat
Pelayanan Agens Hayati). Diharapkan nantinya dapat menularkan pengetahuan
dan keterampilannya kepada petani lain, serta merubah sikap petani lainnya
dalam berbudidaya tanaman padi yang sehat dan ramah lingkungan.
Langkah tepat BPP Ajung dan petani PPAH sejalan dengan program Ditjen
Perlindungan Tanaman Pangan Kementrian Pertanian. Direktur Perlindungan Tanaman
Pangan Kementerian Pertanian, Edy Purnawan menyambut baik pesatnya minat petani
dalam pemanfaatan agens hayati sebagai solusi ramah lingkungan dalam
pengendalian hama.
Dikatakan, saat ini banyak daerah yang telah dicoba melalui program
perbanyakan dan pemanfaatan agens hayati serta budidaya tanaman sehat untuk
mengedukasi petani mengenai penerapan pengendalian hama terpadu
(PPHT). Terbukti panennya tidak kalah memuaskannya dengan budidaya yang
masih menggunakan pestisida kimiawi. “Pendekatan ramah lingkungan yang
berkelanjutan inilah yang akan kami terus dorong untuk dilakukan lebih banyak
lagi,” kata Edy.
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, produksi
pangan harus terus berjalan terus tetapi hal-hal yang dapat meningkatkan
kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan
pangan negara kita.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi
Nursyamsi mengemukakan, pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun
sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi
penyuluh.(NF)